Mimpi Besar
Terbangun dari tidur panjang yang amat melelahkan
Merasakan sinar sang surya yang menusuk badan
Kini saatnya bagiku untuk meraih bintang
Bersinar dan selalu menampakkan keindahan
Tak peduli dengan apapun yang menjadi rintangan
Aku akan tetap berlari untuk mengahadang
Tak peduli oleh rasa sakit dari kegagalan
Kaki ini tidak akan letih untuk kembali berjalan
Tak peduli jika harus terlihat jauh dari pandangan
Sinar itu tidak akan pernah padam dimakan ucapan
Ya, bintang itu memang terlihat sangat jauh dari jangkauan
Tetapi aku akan meraihnya dengan kedua tangan.
Hanya Rindu
Kutatap pigura yang penuh dengan kenangan
Di dalamnya ada rasa ingin bertemu yang membucah di dalam angan
Bulir air mata mengalir tanda ketidakberdayaan
Rindu adalah kata yang ingin aku ucapkan
Tetapi bibir ini terkunci oleh keegoisan
Menenggelamkan diri di dalam lautan kerinduan
Adalah pilihan yang tepat untuk memperbaiki keadaan.
Potret Penguasa Negeri Ini
Indonesia sedang berduka
Berteriak meminta keadilan, tetapi kalian menutup telinga
Indonesia sedang terluka
Banyak darah dan keringat yang bercucuran, tetapi kalian menutup mata
Demokrasi dikebiri
Suara kami dibatasi
Bahkan yang seharusnya menjadi wakil kami
Justru mereka yang mengkhianati
Menebar janji ingin mensejahterakan kami, tetapi malah mensejahterakan diri sendiri
Membual ingin memberikan hak kami, tetapi malah merampas hak yang seharusnya diberikan kepada kami
Ini lah potret penguasa negeri ini.
Segalanya
Ibu….
Kau adalah sebuah mentari yang menerangi hidupku
Ibu …..
Nasihatmu adalah penerang jalan hidupku
Ibu….
Kebahagiaanmu adalah tujuan hidupku
Ibu….
Tangisanmu adalah simbol kelemahan bagiku
Ibu….
Senyuman itu tidak boleh lenyap dari wajahmu
Ibu…
Biar ku ucapkan sebuah kata yang selama ini membuat lidahku kelu
Ibu…..
Aku sangat mencintamu, karena engkau adalah segalanya bagiku.
Apakah Ada yang Salah dengan Budaya Bangsaku?
Korupsi sudah merajalela di dalam bangsa kami
Korupsi adalah budaya yang sudah melekat pada bangsa ini
Memperkaya diri sendiri dengan cara mencuri adalah sebuah tradisi
Sampai kapan bangsa ini menjadi tempat berlindung untuk para tikus- tikus berdasi?
Apakah harus menunggu sampai bangsa ini kehilangan jati diri?
Mulai sekarang dengarlah jeritan kami
Yang merintih setiap saat untuk meminta hak kami
Wahai para pemimpin yang terhormat
Kelam adalah masa depan yang cocok untuk bangsa ini
Jika para pencuri masih terus beraksi
Maka sudahilah budaya yang satu ini
Agar Bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar
Dan memiliki rakyat yang berbudi pekerti tinggi.
*Bella Rizkia, salah satu mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unversitas Pakuan Bogor yang menggilai sastra.
Wah, puisi Bella sangat bagus sekali. Izinkan saya menganalisis puis karya teman sekelas saya yang bernama Bella yang berjudul “Apakah Ada Yang Salah Dengan Budaya Bangsaku” :))
Saya akan menganalis sedikit puisi ini menggunakan pendekatan pragmatik. Saat saya membaca bait pertama pada puisi ini, saya langsung terbayang-bayang dengan keadaan negara kita saat ini. Dimana tradisi kejujuran dan disiplin negara kita telah luntur dapat kita ketahui, kini kata korupsi sudah lumrah kita dengar dikalangan masyarakat Bahkan negara. Seakan-akan korupsi adalah hal yang biasa. Bahkan orang yang melakukan korupsi adalah orang itu-itu saja, siapa lagi kalau bukan orang yang berdasi, bersepatu kinclong, berkendara mewah dan bermulut manis. Ya… Biasanya kita menyebut mereka dengan tikus besar atau pejabat besar dan bahkan dilakukan oleh pemimpin kita sendiri hehehe.
Tertulis pada puisi Bella, diharapkan negara kita kembali menjadi negara yang baik, negara yang memiliki Budi pekerti, negara yang menjunjung nilai kejujuran.
Terimakasih, mohon maaf jika ada kata hingga kalimat yang tidak berkenan.
Wah terima kasih banyak Kadek 😍
Bangga 🤟
Waaaahhh ceritanya menginspirasi banget
Sukses slalu yah teeeh💗💗💗💓❤